Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Internasional

Indonesia lalu Malaya Ingin Kirim Tim Perdamaian, Palestina: Belum Saatnya

51
×

Indonesia lalu Malaya Ingin Kirim Tim Perdamaian, Palestina: Belum Saatnya

Share this article
Example 468x60

JakartaPalestina menanggapi gagasan Indonesi kemudian Malaya yang siap mengirimkan pasukan perdamaian dalam bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke Jalur Wilayah Gaza yang mana sedang diserang Israel. Pengamat Tetap Palestina dalam PBB Riyad H. Mansour menjelaskan bahwa ide yang dimaksud belum tepat dieksekusi sekarang, di mana Palestina serta planet sedang berupaya mengakhiri pertempuran.

“Kami berada pada tahap mengakhiri pertempuran serta menyelamatkan nyawa, dan juga tenaga kami terkuras. Sebagian besar energi kami dikonsentrasikan untuk mengakhiri perang,” kata Mansour di konferensi pers di Kementerian Luar Negeri, DKI Jakarta Pusat pada Kamis, 4 Juli 2024.

Example 300x600

Mansour mengatakan, pasca serangan negara Israel berakhir akan ada banyak kesulitan lain yang mana harus diselesaikan, satu di antaranya kesiapan Indonesia serta Tanah Melayu untuk menyediakan pasukan keamanan di dalam Wilayah Pendudukan Palestina.

“Meskipun kami menyambut baik semua niat dari dia yang dimaksud ingin membantu, kami belum berada pada tahap untuk menangani permasalahan yang dimaksud ketika ini. Setelah kita mengakhiri perang, kami akan mempertimbangkan dengan pikiran terbuka semua pilihan untuk mengamati mana yang tersebut sanggup diterapkan lalu apa yang mana berguna atau apa yang tidaklah mungkin saja dilakukan,” katanya.

Ide mengirimkan pasukan perdamaian ke Daerah Gaza awalnya dilontarkan oleh Menteri Keamanan kemudian presiden terpilih Prabowo Subianto. 

Berbicara dalam forum pertahanan bola Shangri-La Dialogue di dalam Singapura pada Sabtu, 2 Juni 2024, Prabowo menyerukan gencatan senjata antara Palestina dengan Israel, dan juga membantu seluruh upaya yang dimaksud dapat mempercepat perkembangan solusi dua negara.

“Kami berupaya sebisa kemungkinan besar melakukan bantuan kemanusiaan. Jika diperlukan lalu apabila diminta oleh PBB, kami siap untuk menyumbangkan pasukan penjaga perdamaian yang mana signifikan untuk menjaga lalu memantau gencatan senjata yang mana prospektif ini,” ujarnya, diambil dari tayangan resmi Shangri-La Dialogue.

Perdana Menteri Malaya Anwar Ibrahim pun sempat mengeksplorasi gagasan ini dengan Prabowo pada saat berbicara melalui telepon baru-baru ini. Anwar menyampaikan ketersediaan Malaya untuk bekerja serupa di mengirimkan pasukan perdamaian PBB ke Gaza.

“Menyinggung situasi kemanusiaan pada Palestina, saya menginformasikan kesiapan Tanah Melayu untuk bekerja serupa salah satunya pada aspek penugasan pasukan perdamaian dengan Tanah Air jikalau diamanatkan oleh PBB,” tulis Anwar ke media sosial Instagram pada Senin, 1 Juli 2024, bersamaan dengan foto dirinya yang mana tampak sedang bercakap dengan Prabowo lewat telepon.

Mengutip web web PBB, tugas dari pasukan penjaga perdamaian adalah memberikan dukungan keamanan lalu kebijakan pemerintah dan juga perkembangan perdamaian untuk membantu negara-negara melakukan transisi awal dari konflik menuju perdamaian.

Pasukan penjaga perdamaian dipandu oleh tiga prinsip dasar, yaitu persetujuan para pihak, ketidakberpihakan, dan juga tidak ada menggunakan kekerasan kecuali untuk membela diri lalu mempertahankan mandat.

Pengutusan pasukan ini melibatkan Majelis Umum PBB, Dewan Ketenteraman PBB, Sekretariat PBB, kontributor pasukan dan juga polisi, juga pemerintah tuan rumah. 

Mansour menekankan bahwa serangan pada Daerah Gaza ketika ini belum mencapai tahap membutuhkan pasukan perdamaian. 

“Kami belum sampai sana. Kami tak mengesampingkan hal itu, namun kami tidak ada berkutat pada gagasan tersebut,” kata Mansour. Ia mengumpamakan bahwa mengirim pasukan sekarang akan seperti mendahulukan kereta sebelum kuda.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sempat meluruskan ucapan Prabowo dalam Shangri-La Dialogue. Ia menjelaskan mekanisme pengiriman pasukan pada saat memberikan kuliah umum bertajuk “Diplomasi Tanah Air untuk Palestina: All Eyes on Rafah” di dalam Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta pada Senin, 3 Juni 2024.

“Yang dimaksud oleh Pak Prabowo adalah tentunya kalau ceasefire (gencatan senjata) sudah ada dapat terwujud – the day after (hari setelahnya) – apabila PBB memutuskan untuk mengirim pasukan perdamaiannya, maka Indonesi siap untuk mengirimkannya,” kata Retno.

Per 30 April 2024, Indonesi menempati peringkat keenam kontributor terbesar terhadap pasukan perdamaian PBB. Mengutip data terbaru UN Peacekeeping, Nusantara sejauh ini telah dilakukan mengirimkan 2.715 personel untuk misi perdamaian PBB.

Artikel ini disadur dari Indonesia dan Malaysia Ingin Kirim Pasukan Perdamaian, Palestina: Belum Saatnya

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *