Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Lifestyle

Museum Tumurun Gelar Pameran Patung Surakusuma pada Pura Mangkunegaran

81
×

Museum Tumurun Gelar Pameran Patung Surakusuma pada Pura Mangkunegaran

Share this article
Example 468x60

Solo – Museum Tumurun berkolaborasi dengan Pura Mangkunegaran Solo menghadirkan pameran seni rupa karya patung atau sculpture garden bertajuk Surakusuma Mangkunegaran Art Garden pada Taman Pracima atau Pracima Tuin Pura Mangkunegaran. Pameran itu akan berlangsung selama 1 bulan mulai 30 Juni hingga 29 Juli 2024. 

Pimpinan Pura Mangkunegaran, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPAA) Mangkunegara X resmi membuka pameran itu, didampingi oleh pendiri Museum Tumurun, Iwan Kurniawan Lukminto, pada Hari Sabtu malam, 29 Juni 2024, di Solo.

Example 300x600

Sederet seniman Negara Indonesia juga luar negeri ambil bagian di pameran itu untuk menampilkam karya-karya seni rupa kontemporer mereka. Para seniman itu adalah Aditya Novali (Indonesia), Faisal Habibie (Indonesia/Jerman), Wedhar Riyadi (Indonesia), Gabriel Aries (Indonesia), Yunizar (Indonesia), Ugo Rondinone (Swiss), Alicja Kwade (Polandia/Jerman), Bernar Venet (Prancis), lalu Alex Seton (Australia).

Pimpinan Pura Mangkunegaran KGPAA Mangkunegara X (dua dari kiri) mengamati karya seni rupa kontemporer yang tersebut ditampilkan di Pameran Surakusuma Mangkunegaran Art Garden di Taman Pracima atau Pracima Tuin Pura Mangkunegaran Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 29 Juni 2024. Pameran yang digunakan dilakukan Museum Tumurun itu berlangsung mulai Ahad, 30 Juni 2024 hingga 29 Juli 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE

Sinergi untuk Seni dan juga Budaya

Mangkunegara X mengemukakan pameran Surakusuma Mangkunegaran Art Garden merupakan karya yang sangat luar biasa spesial dikarenakan menunjukkan sinergi dari dua aspek. Pertama, kerja sebanding juga kolaborasi antarpihak yang digunakan berbeda.

“Kami, Mangkunegaran sebagai suatu kerajaan pusat kebudayaan Jawa berkolaborasi dengan Museum Tumurun, suatu museum yang mana dikelola dengan sangat luar biasa lalu menampilkan banyak sekali karya seni kontemporer yang kita sanggup lihat hari ini. Ternyata sinergi ini bermetamorfosis menjadi spesial di dalam era hari ini tentu dengan kerja sebanding grup yang sangat-sangat penuh dengan kerja sama, kolaborasi, juga percaya satu mirip lain,” ujar Mangkunegara X. 

Kedua, lanjut dia, adalah sinergi antarzaman – antargenerasi. Ia menuturkan Mangkunegaran yang tersebut berubah menjadi pusat kebudayaan Jawa yang dimaksud berdiri sejak 267 tahun yang tersebut lalu, sama-sama dengan pihak Museum Tumurun mampu menghadirkan pameran seni yang dimaksud ke Taman Pracima. 

“Tentu ini bukan terlepas dari kerja keras, jalinan komunikasi juga kolaborasi antardua pihak yang disebutkan dan juga ke depannya kita harap sanggup terus kembangkan,” tutur dia. 

Pertemuan Seniman Nusantara dan juga Mancanegara

Hendra Himawan selaku kurator seni kontemporer mengungkapkan pameran Surakusuma yang dilatarbelakangi oleh sejarah ruang temu antarbudaya itu berubah menjadi titik temu antar seniman Negara Indonesia lalu mancanegara. 

Dalam pameran pertamanya itu, Hendra menjelaskan tentang sebuah karya dari Bernar Venet, seniman dengan syarat Prancis. Karya itu sebagai seni patung kontemporer yang bercerita tentang formalisme serta gagasan abstrak dengan diagram tingkat pemaknaan bagi masyarakat. 

Karya lainnya adalah dari Faisal Habibi yang berbentuk karya seni tiga dimensi yang digunakan ditampilkan pada bentuk sebuah bongkahan pintu yang mana berartikan upaya untuk mengenal diri sendiri. 

Juga ada karya Wedhar Riyadi, sebuah patung kontemporer berwarna yang dipajang ke sedang taman. 

Interpretasi Taman Bermain

Berbeda dengan karya seniman sebelumnya, Hendra menjelaskan bahwa karya yang digunakan ditampilkan merupakan bentuk intrepetasi dari taman bermain. Corak bola mata yang mana ditampilkan dapat diartikan sebagai pengawasan. 

“Melihat karya yang digunakan ditampilkan bahwa ternyata arsitektur bisa jadi dicampuradukkan dengan tradisi. Hari ini sangat tepat, adanya interaksi modern antarkarya kemudian juga penonton,” ucapnya. 

Hendra menuturkan sejumlah karya yang dimaksud ditempatkan di berbagai ruang. Namun kali ini pihaknya menempatkannya secara terbuka. 

“Tujuannya agar instruksi yang digunakan disampaikan bisa jadi dipahami oleh masyarakat,” kata Hendra. 

Lebih lanjut, Hendra menjelaskan konsep yang mana dihadirkan mampu diartikan sebagai bentuk apresiasi pendekatan dengan sesama manusia. Sebab itu, taman dan juga patung sudah pernah berubah menjadi bagian ruang spatial kebudayaan Jawa klasik. 

Ia juga berpesan bahwa pada pameran ini merupakan bentuk apresiasi seniman untuk ruang publik, sehingga berubah menjadi wahana perjumpaan lalu kontekstualisasi nilai-nilai hidup.

Setiap karya pada pameran menyatakan diri sebagai karya publik, kemudian memenuhi fungsinya dengan menciptakan ruang penghadapan lalu dialog. “Dengan demikian, karya-karya yang dimaksud hadir menaturalisasi, membenarkan, menormalkan narasi, peristiwa, juga sejarah yang digunakan diceritakannya,” tutur dia. 

Selama kegiatan pameran, juga akan diselenggarakan beragam acara publik, di dalam antaranya Tur Kuratorial, Diskusi Seni lalu Workshop yang terbuka untuk umum mulai 30 Juni hingga 29 Juli 2024.

Artikel ini disadur dari Museum Tumurun Gelar Pameran Patung Surakusuma di Pura Mangkunegaran

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *