Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Ekonomi

Sejumlah Bank Ini adalah Catat Pertumbuhan Bunga Lebih Tinggi Dibandingkan Kredit

66
×

Sejumlah Bank Ini adalah Catat Pertumbuhan Bunga Lebih Tinggi Dibandingkan Kredit

Share this article
Sejumlah Bank Hal ini adalah Catat Pertumbuhan Bunga Lebih Tinggi Dibandingkan Kredit
Example 468x60

Reporter: | Editor:

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Tren suku bunga tinggi memproduksi beberapa orang bank telah terjadi meninggikan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) pada tahun ini. Namun, berbagai bank masih mempertahankan serta bukan meninggikan SBDK meskipun tantangan kenaikan biaya dana alias cost of fund membayangi.

Example 300x600

Dalam catatan Kontan.co.id, beberapa jumlah bank yang digunakan memutuskan untuk meninggikan SBDK adalah Bank CIMB Niaga, OCBC Indonesia, Bank Tabungan Negara (BTN), Bank BTPN, serta Bank Negara Indonesi (BNI).

Jika menelisik laporan keuangan bank-bank terebut per Mei 2024, kebijakan meningkatkan SBDK nampaknya mulai terlihat dari pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang lebih besar tinggi melampaui peningkatan penyaluran kreditnya.

Ambil contoh Bank CIMB Niaga yang dimaksud telah lama menaikkan SBDK pada seluruh segmen kreditnya sejak Februari 2024. Alhasil ini turut menciptakan pertumbuhan pendapatan bunga bank naik 7,40% secara tahunan (YoY) mencapai Mata Uang Rupiah 9,19 triliun, melampaui peningkatan kredit yang naik 3,77% YoY mencapai Mata Uang Rupiah 203,18 triliun per Mei 2024.

Baca Juga:

Sumber Laporan Keuangan Bulanan Masing-Masing Bank.png
 

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan mengatakan, kontribusi terbesar dari peningkatan kredit didominasi dari segmen Usaha Kredit Mikro serta Penjualan Langsung Pelanggan seperti Kredit Kendaraan Bermotor (KKB).

“Kredit ritel konsumer bertambah di dalam kisaran 6,5%. Sedangkan segmen UKM masih permanen baik dengan peningkatan dalam kisaran 9,5%,” ungkap Lani terhadap Kontan belum lama ini.

Sebelumnya kebijakan CIMB Niaga di meninggal SBDK sejalan dengan upaya bank pada mengimbangi mahalnya biaya dana atau cost of fund yang bisa saja mempengaruhi profit bank.

Senada, Bank BTPN juga mencatatkan peningkatan pendapatan bunga yang mana lebih banyak tinggi yakni 7,99% YoY dibandingkan dengan pertumbuhan kreditnya yang tersebut sebesar 4,13% YoY per Mei 2024.

Baca Juga:

Dalam rinciannya Bank BTPN telah terjadi menyalurakn kredit sebesar Rupiah 144,40 triliun, dan juga memperoleh pendapatan bunga sebesar Simbol Rupiah 5,85 triliun per Mei 2024.

Asal tahu saja, Bank BTPN sebelumnya telah dilakukan meningkatkan SBDK pada segmen kredit korporasi dan juga ritelnya berubah jadi 7,82% kemudian 10,25% pada 29 Februari 2024. Namun terbaru, Bank BTPN sudah memberlakukan SBDK juga menurunkannya Kembali pada 31 Mei 2024.

Dalam kebijakan SBDK Bank BTPN terbaru ini, dimana segmen korporasi, ritel, dan juga mikro justru diturunkan masing-masing berubah menjadi 7,63%, 10,22% serta 16,48%.

Segmen Mikro berubah jadi yang paling turun mendadak dari sebelumnya 18,31% per 29 Februari kemudian menjadi 16,48% sejak 31 Mei 2024. Di sisi lain, SBDK segmen non KPR justru naik dari 12,62% menjadi 12,77% per 31 Mei 2024.

Baca Juga:

Perlu ketahui, SBDK digunakan sebagai dasar penetapan suku bunga kredit yang akan dikenakan bank untuk nasabah. SBDK belum memperhitungkan komponen estimasi premi risiko yang mana besarnya tergantung dari penilaian bank terhadap risiko setiap debitur atau kelompok debitur. Dengan demikian, besarnya suku bunga kredit yang tersebut dikenakan untuk debitur belum tentu sejenis dengan SBDK.

Meski banyak bank bukan meningkatkan SBDK serta bunga kreditnya, beberapa jumlah bank terlihat mencatatkan peningkatan pendapatan bunga yang tersebut tinggi, melampaui peningkatan kreditnya.

Bank Rakyat Nusantara (BRI) misalnya, bank yang dimaksud mempunyai portofolio kredit terbesar di dalam segmen UMKM ini mencatatkan pertumbuhan pendapatan bunga tembus 16,37% YoY per Mei 2024 dengan nilai Rupiah 67,37 triliun per Mei 2024. 

Angka yang dimaksud melampaui perkembangan kreditnya yang digunakan bertambah 10,65% YoY dengan nilai mencapai Simbol Rupiah 1.202,49 triliun per Mei 2024. 

Baca Juga:

Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengatakan, penyumbang utama pendapatan bunga BRI adalah segmen UMKM, khususnya segmen mikro. Terkait dengan SBDK kemudian bunga kredit, Hendy memaparkan belum ada inovasi hingga pada waktu ini.

“Suku bunga kredit BRI tiada mengalami inovasi sejak 31 Desember 2021, lalu sampai dengan ketika ini BRI belum ada wacana untuk meninggikan suku bunga kredit,” ungkap Hendy untuk Kontan.

Adapun tahun ini, BRI memproyeksikan peningkatan kredit dapat mencapai 10-12%. Untuk mencapai target tersebut, BRI akan kekal fokus dalam UMKM.

“Kami telah canangkan go smaller, yakni masuk ke segmen ultra mikro (UMi). Oleh sebab itu Holding UMi juga kami jadikan sumber pertumbuhan baru. BRI juga akan terus melakukan penyaluran kredit secara selektif (selective growth) di segmen lainnya,” ungkap Hendy.

Selain BRI, ada Bank Danamon Indonesi yang tersebut terlihat mencatatkan pendapatan bunga yang dimaksud meningkat lebih banyak tinggi sebesar 19,29% YoY dibandingkan penyaluran kreditnya yang berkembang 16,51% YoY per Mei 2024.

Pendapatan bunga Bank Danamon tercatat sebesar Mata Uang Rupiah 5,91 triliun, sementara penyaluran kreditnya mencapai Rupiah 147,95 triliun per Mei 2024. Jika dilihat dari platform resminya, Bank Danamon belum terlihat meningkatkan SBDK sampai ketika ini.

Selanjutnya:

Menarik Dibaca:

Cek Berita dan juga Artikel yang lain di



Artikel ini disadur dari Sejumlah Bank Ini Catat Pertumbuhan Bunga Lebih Tinggi Dibandingkan Kredit

Example 300250
Example 120x600

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *