New York City – Defisit anggaran pemerintah Amerika Serikat (AS) menyebabkan kesulitan pendapatan bagi warga Amerika Serikat yang kemudian dapat menurunkan pertumbuhan upah, demikian dilaporkan USA Today pada Kamis (27/6).
"Pembengkakan utang dapat menyebabkan penurunan pendapatan upah sebesar 10 persen pada waktu 30 tahun," ujar Kent Smetters, individu profesor di University of Pennsylvania Wharton School sekaligus direktur fakultas Penn Wharton Budget Model.
Berdasarkan median pendapatan rumah tangga sebesar sekitar 75.000 dolar Amerika Serikat (1 dolar Negeri Paman Sam = Rp16.421). Penurunan itu setara dengan pengurangan 7.500 dolar pada dolar Amerika Serikat ketika ini untuk rumah tangga pada umumnya setiap tahun, tambahnya.
Guna membiayai pengeluaran yang tersebut meningkat, pemerintah menerbitkan utang seperti treasury serta obligasi dengan suku bunga yang mana lebih besar membesar untuk mendebarkan investor. Ketika para pemodal menginvestasikan uangnya ke pada utang pemerintah, dia melakukannya dengan mengorbankan penanaman modal swasta yang mana lebih tinggi produktif, yang oleh para ekonom disebut sebagai efek "crowding out", menurut laporan itu.
Kantor Anggaran Kongres (Congressional Budget Office/CBO) Negeri Paman Sam memperkirakan bahwa untuk setiap dolar yang ditambahkan ke di defisit, pembangunan ekonomi swasta akan kehilangan 33 sen sehingga seiring waktu akan menghurangi peningkatan dunia usaha kemudian upah.
Pada pekan lalu, CBO meninggikan estimasi defisit pemerintah tahun ini sebesar 27 persen, atau 408 miliar dolar AS, dari perkiraannya pada Februari, berubah jadi 1,9 triliun dolar AS. Perbaikan estimasi utang nasional yang disebutkan sebagian disebabkan oleh langkah-langkah keringanan pinjaman mahasiswa, biaya-biaya Medicare yang tersebut lebih banyak tinggi, serta bantuan untuk Ukraina, menurut CBO.
Selain itu, CBO memprediksi defisit di satu dekade ke depan akan meningkat berubah menjadi 22,1 triliun dolar AS, atau 2,1 triliun dolar Amerika Serikat lebih besar tinggi daripada perkiraan terakhirnya, menurut laporan tersebut.
Artikel ini disadur dari USA Today: Pembengkakan defisit anggaran AS membuat warga kian miskin